Bertajuk Rasa


 Bertajuk Rasa

Copyright © CV Lintang Semesta Publisher, 2022


Nama Penulis: Sintia Arum Zulaikha

Penyunting: Lina Duamei Catizen

Penata Letak: Andam

Desain Sampul: Satria Rizky Bilfaqih

Proofreader Penyunting: Lina Duamei Catizen

Proofreader Tata Letak: Sitti Nuraini


Diterbitkan oleh:

CV Lintang Semesta Publisher

Dusun Dungun Kidul, RT/RW 008/004, Desa Dungun, Kec. Tongas, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, (67252)

e-mail: lintangsemestamedia@gmail.com

Facebook: Lintang Semesta Publisher

Instagram: lintang_semesta_publisher

WhatApp: 0852-0201-3450/+852-6295-9001

Http://lintangsemesta.com


Hak cipta dilindungi undang-undang

All Right Reserved


Bertajuk Rasa, Sintia Arum Zulaikha

CV Lintang Semesta Publisher, 2022

x + 114 hlm; 14 x 20 cm

QR: 673-2609-LSP

Cetakan 1, 2022

Sintia Arum Zulaikha

CV Lintang Semesta Publisher, 2022


Dilarang memperbanyak dan mengedarkan buku tanpa izin dari penerbit maupun penulis.


Sinopsis 


Aku Persilakan Singgah


Matamu yang tak pernah singgah menyapaku pada bilik cinta, adalah penolakan tanpa bisa kucegah. Ada yang harus aku kurung sesuatu selama ini muncul ke permukaan. Meredamnya agar tidak berkobar, ketika netra tak sengaja tersapu oleh wajahmu.

Ingin sekali memanjakan rasa ini lagi, walau tidak semua hal berakhir terbalaskan. Aku hanya tidak mau nantinya membenci, padahal tak sepantasnya dibenci.

Ada peluk yang kusediakan sebelum mengenalmu. Karena jika kau bersedia, pelukku ada menampung segala resahmu. Ada hati yang sudah kususun ulang, meskipun agak berantakan. Tak apa, terpenting lebih rapi dan tertata daripada lalu. Di mana ada yang singgah,  tidak tahu diri. Kuharap dirimu tak begitu.

Semesta seakan mengajariku untuk tak mudah menerima orang baru, tapi aku dibutakan oleh rasaku sendiri. Setelah tidak merasakan apa pun dengannya, kau bagai malaikat datang padaku membawa kepastian. Aku persilakan singgah, tanpa tahu akhirnya seperti apa.


Serupa Dandelion


Serupa dandelion, terombang-ambing hingga hilang dari pandangan mata. Terseok-seok tatkala terempas angin. Mengikuti alur kehidupan yang curam dan terjal, sampai mendarat pada tempat semestinya.

Meski tak secantik dan semerbak harum mawar. Tak seromantis tulip. Tak seperti sakura yang memiliki kebahagiaan, dan tak seabadi edelweis, tapi dandelion lebih kuat daripada mereka. Di mana tubuh kecilnya berada dalam keadaan sulit, ia tetap tegak. Ia tetap rendah, meski pernah terbang melayang tinggi nan jauh di angkasa.

Tak ada rasa takut, walau keadaan kerap kali membawa bahaya yang mengancam. Kesederhanaannya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pasang mata. Terlihat rapuh, tapi ia hebat.

Matahari, bulan, dan bintang, adalah kesatuan dalam dandelion. Saat kau jeli dan perlahan menerjemahkan keindahannya, langit seolah melambai-lambai untuk kau tatap.

Hiduplah seperti dandelion, yang ikhlas dan rela mengikuti takdir Tuhan.



0 Komentar