Diorama Nadine

 


Diorama Nadine

Copyright © CV Lintang Semesta Publisher, 2023

Penulis: Widia Ningrum 

Penyunting; Aksara Adeera

Penata letak: Nurma F. Fadhilah

Desain Sampul: Kusuma Yanuwar Dani

Proofreader Penyunting: Lina Duamei Catizen

Proofreader Penata Letak: Sitti Nuraini



Diterbitkan oleh:

CV Lintang Semesta Publisher

Dusun Dungun Kidul, RT/RW 008/004, Desa Dungun, Kec.

Tongas, Kab. Probolinggo, Jawa Timur, 67252 

E-mail: lintangsemestamedia@gmail.com 

Facebook: Lintang Semesta Publisher 

Instagram: lintang_semesta_publisher 

WhatsApp: 0852-0201-3405/0852-6295-9001

Website: http://lintangsemesta.com

Hak cipta dilindungi undang-undang

All Rights Reserved

Diorama Nadine / Widia Ningrum

CV Lintang Semesta Publisher, 2023

ix + 379 hal. 14 x 20 cm

QR: 641-1306-LSP

Cetakan 1, 2023

Widia Ningrum

CV Lintang Semesta Publisher, 2023


Dilarang memperbanyak dan mengedarkan buku tanpa izin dari penerbit maupun penulis.


Sinopsis


Nadine Amanda, seorang gadis lugu yang terpaksa mengalami kerumitan setelah pertemuannya dengan seorang laki-laki bernama Fathur Aksara. Kakak kelas yang berhasil membuat Nadine terus berpikir hingga ia mengaku kalah dengan semua.

Pertemuan pertama yang memberikan dampak besar bagi dua orang itu. Sebelumnya, kehidupan Nadine biasa saja. Semenjak laki-laki itu hadir, semuanya berubah. Ia terpaksa paham akan perasaan rumit yang kerap kali menghampirinya, juga keadaan jantung yang berdetak kencang saat tatapan itu berlangsung.

Nadine yang tidak tahu apa-apa, lambat laun mampu mengenal Fathur dengan baik. Tidak dapat dimungkiri kepribadian gadis itu yang menyenangkan membuat laki-laki itu juga betah berinteraksi dengannya.

Selama itu pula Nadine berusaha untuk tetap tenang, tetapi hatinya tidak mampu untuk itu. Ia bertekad untuk tidak terbawa suasana, tetapi sangat sulit. Akhirnya, ia kembali menyibukkan diri untuk merangkai harapan yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan. Hari-harinya lebih berwarna karena kehadiran sosok itu.

Hingga suatu hari sebuah fakta menamparnya begitu keras. Semua harapan yang telah ia tata dengan rapi seketika hancur tanpa sisa. Menyesal, mungkin itulah kata yang tepat untuk keadaannya saat itu.

Hari itu menjadi hari permulaan masa terpuruknya. Ia begitu menyesal dan menyayangkan semua yang telah terjadi. Ingatan pada sosok itu juga begitu kuat.

Tidak berselang lama, semuanya kembali berubah. Hari-hari Nadine kembali berwarna. Hal apakah yang dimaksud? Bagaimana kelanjutan kisah Nadine dan Fathur setelah semua itu terjadi? Bagaimana akhir kisah kedua insan tersebut?

0 Komentar