Kisah Ibuku

 

Kisah Ibuku

Copyright © CV Lintang Semesta Publisher, 2024

Nama Penulis: Renita Suryati

Penyunting: Rika Esti P. K

Penata Letak: Andam Yuen

Desain Sampul: Allya

Proofreader Penyunting: Lina Duamei Catizen

Proofreader Tata Letak: Sitti Nuraini

Diterbitkan oleh:

CV Lintang Semesta Publisher

Dusun Dungun Kidul, RT/RW 008/004, Desa Dungun, Kec. Tongas, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, (67252)

e-mail: lintangsemestapublisher@gmail.com

Facebook: Lintang Semesta Publisher

Instagram: lintang_semesta_publisher

WhatApp: 0852-0201-3450/+852-6295-9001

http://lintangsemesta.com

Hak cipta dilindungi undang-undang

All Right Reserved

Kisah Ibuku, Renita Suryati

CV Lintang Semesta Publisher, 2024

x + 150 hlm; 14 x 20 cm

ISBN :

Cetakan 1, 2024

1. Renita Suryati

2. CV Lintang Semesta Publisher, 2024

Dilarang memperbanyak dan mengedarkan buku tanpa izin dari penerbit maupun penulis.


Sinopsis

Berawal dari tragedi yang menimpa Sumi saat petang di sebuah kali. Kisah hidupnya menjadi kelam karena gangguan makhluk halus sudah menghancurkan kedamaian dalam keluarga Rukman dan dirinya. Setelah lima bulan berlalu, Sumi melahirkan anak keempatnya yang bernama Indra. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh, malah semakin parah. Di tahun kedua, tragedi pun menimpanya. Sumi tergoda oleh laki-laki muda yang lebih tampan dari Rukman—suaminya. Rukman seketika sangat murka, padahal saat itu Sumi sedang mengandung anak kelima mereka.

Di tahun kelima, lahirlah anak Sumi yang berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Damar. Terlihat jelas perubahan Sumi yang semakin pendiam. Di tahun keenam, Sumi mengandung lagi anak keenam mereka dan melahirkan di tahun ketujuh. Bersamaan dengan itu, Rukman menjadi berubah. Ia jarang pulang dan sering terdengar kabar bahwa ia lupa diri serta main perempuan di tempat kerjanya.

Tahun ke delapan, Mira putus sekolah dan pergi merantau ke kota. Ia bekerja menjadi pelayan toko. Saat itu, Sumi pun mengandung kembali anak yang ke tujuh. Lalu, di tahun kesembilan, Doni yang kecewa kepada ayahnya pun memutuskan untuk pergi merantau ke lain provinsi. Saat itu, lahirlah Stiawan, anak ketujuh dari pasangan itu.

Di tahun kedua belas, Rukman memutuskan hijrah secara ibadah dan berpindah rumah ke Kota Sungkai. Di tempat baru itu, lahirlah Dewi dan Wibisono—anak kedelapan dan kesembilan mereka. Di sisi lain, Nandhira memutuskan untuk merantau ke pulau Jawa membantu perekonomian keluarga. Sejak itu, terciptalah kehidupan yang sejahtera, tenteram, dan damai. Nandhira dengan gaji kerjanya bisa membantu perekonomian keluarga, lalu Rukman juga telah berubah menjadi lebih religius.



0 Komentar